Friday 6 November 2015

Bukan Salah Jodoh Part 11

Andriana masih tertegun di depan sekolah. Dia terdiam lama, hingga suara Dimas menghamburkan angan- anganya.

Dimas : "Hmmmmtt ..sepertinya ada yg tidak senang aku pulang, seharusnya aku lebih lama disana." (melirik Andriana)

Andriana : (mengernyitkan alisnya)

Dimas : "Huufft ..baru datang bukanya dapat pelukan malah.." (manyun)

Andriana : "Ooohh ..jadi kak Dimas minta dipeluk ..??"

Dimas : "Tidak , tapi seharusnya itu yang kudapat." (merajuk)

Andriana : "Iya -iya ..sini aku peluk." (senyum menggoda)

Dimas : "Tidak perlu." (Manyun)

Andriana : "Benarkah??" (mendekat)

Dimas : "Ya." (pura- pura jutek)

Andriana : "Kalau seperti ini bagaimana??"
(tangan Andriana memegang pinggang Dimas)

Dimas : (tersipu)

Andriana : "Dan inii ..(tertawa kecil, lalu Andriana menggelitik Dimas sampai terpingkal- pingkal)

Dimas : "Haahha ..hehe ..hhaa .. cukup An ..cukup." (memcoba mengalihkan tangan Andriana)

Andriana : "Katanya minta dipeluk??" (Tertawa lepas)

Dimas : "Iya -iya kakak nyerah dech." (terus tertawa)

Note : Dimas memang tidak tahan jika digelitik, dan Andriana tau benar akan hal itu.

Andriana melepaskan tanganya, dan masih tertawa.

Andriana : "Lain kali kakak tidak bisa mengelak lagi." (tertawa kecil)

Dimas : "Hmmmtt ..kamu curang An, gantian." (mencubit hidung Andriana)

Andriana : "Iiiichh ..sakit Kak .."(memegangi hidungnya)

Dimas tertawa gemas melihat hidung tunanganya yang memerah. Merekapun kembali larut dalam suasana.

Hari berlalu dengan cepat, hingga tanpa terasa malam pun tiba. Di kamar terlihat Sukma sedang termenung di tempat tidurnya.

Sukma : "Bodoh sekali aku, bisa- bisa nya ku biarkan hatiku jatuh semakin dalam padanya. Seharusnya aku bisa mengendalikan perasaanku, dia akan menikah dengan orang lain. Bodoh ..bodoh .. hmmmtt .."(memukul- mukul kepalanya). "Aku harus menghentikan semua ini. Yaahh, harus !! Tapi aku tak bisa membohongi perasaanku.. aaaaggghhh .."

Di sisi lain Andriana sedang tidur di kamarnya. Tidak seperti biasanya, wajahnya kali ini terlihat gelisah. Sepertinya mimpi itu datang lagi. Dalam mimpinya, Andriana berada di sebuah tebing jurang. Terlihat Sukma tersenyum padanya, lalu Andriana membalas senyum Sukma seraya berjalan ingin menghampirinya. Tapi Dimas muncul di samping Sukma dengan senyum manisnya. Tiba- tiba terdengar suara, "Tolong gantikan kakak, An ..tolong ..gantikan kakak ..Andriana ..gantikan ..An ..gantikan ..gantikan."

Andriana : "Tidak ..tidak ..tidak .. (wajahnya pucat) tidaakkk ..!!!"

Andriana terbangun dan kembali terlarut dalam tangisnya.

***

Pagi kembali tiba, terlihat Andriana sudah berada di depan gerbang sekolah bersama Dimas. Lalu ia berpamitan dan salim pada Dimas.

Andriana : "Hati -hati yaa kak." (senyum manis)

Dimas : "Iya bu Guru cantik." (tersenyum) "Tapi An ..kakak perhatikan wajah kamu pucat sekali." (menatap wajah Andriana) "Apa tidur kamu kurang nyenyak semalam? Atau kamu sakit??" (Memegang wajah Andriana)

Andriana : "Enggak kok, aku baik- baik aja kak. Kak Dimas gak perlu khawatir." (tersenyum)

Dimas : "Kamu yakin??" (wajah cemas)

Andriana : "Iya kak. Lebih baik kakak berangkat saja."

Dimas : "Ya sudah, nanti kalau ada apa- apa cepat hubungi kakak. Mengerti ..??!"

Andriana : "Sieeeeppp ..!!" (tersenyum) "dhaa ..dhaa" (melambaikan tangan)

Saat berbalik Andriana melihat Sukma.

Andriana : "Kak Ama ..

Sukma : "Eeehh ..Ana ..(senyum dingin)

Andriana : "Kakak sudah lama??"

Sukma : "Lumayan, eeemmhhtt .. klau begitu saya duluan An. Assallammu'alaikum."(senyum datar)

Andriana : "Walaikumsalam." (Tersenyum hambar) "Kenapa kak Ama langsung pergi begitu saja? Tidak biasanya dia dingin seperti ini." (Raut wajah Andriana getir, seakan menampakkan kekecewaanya)

Bersambung ..

No comments:

Post a Comment