Monday 2 November 2015

Bukan Salah Jodoh Part 10

Sejak hari itu keduanya semakin dekat, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Seperti sepasang dara putih yang sedang merajut kasih. Mengantar dan menjemput Andriana pun seakan sudah menjadi hal yang biasa bagi Sukma, dimana ada Andriana sudah pasti ada Sukma. Dan tiga minggu pun berjalan begitu cepat.

***

Di depan ruang guru setelah kelas selesai.

Andriana : "Mari bu, sudah tidak ada yang tertinggalkan??"

Bu Fatma : "Tidak ada nak, ayoo. Sukma pasti sudah lama menunggu kita." (tersenyum ramah) Keduanya berjalan menuju gerbang sekolah.

Terlihat Sukma sudah menunggu di samping mobilnya.

Sukma : (tersenyum kerah Andriana dan ibunya)

Bu Fatma & Andriana : (tersenyum)

Tiba -tiba ada sosok yang menutupi pandangan Andriana dari Sukma.

Dimas : "Andriana"(tersenyum melambaikan tanganya)

Andriana : "Kak Dimas."

Seketika senyum merekah Andriana berubah menjadi hambar.

Andriana : "Kapan kakak pulang?? Kenapa kakak tidak memberitahuku??"

Bu Fatma : "Sepertinya ada yang ingin melepas rindu." (tersenyum ramah).

Dimas : "Ibu tau saja." (tertawa kecil)

Andriana : "Kak Dimas."(mencubit tangan Dimas)

Dimas : "Aaaauch ..sakit, An." (mengernyit kesakitan)

Sukma : "Lebih baik kita pulang dulu bu, lagi pula Ana sudah dijemput calon suaminya." (wajah datar)

Andriana : "Kak Ama." (Dalam hati, terlihat murung)

Bu Fatma : "Ya sudah, ibu pulang dulu yaa nak."

Andriana : "Iya bu, hati- hati yaa bu. Kak Ama."

Sukma : "Assalammu'alaikum." (senyum dingin dan berlalu)

Dimas & Andriana : "Walaikumsalam."

Sukma : "Mengapa selalu getir rasanya setiap kali melihat mereka bersama. Seandainya aku yg lebih dulu mengenalmu, mungkinkah aku bisa memilikimu??" (dalam hati)

Andriana : "Mengapa dadaku sesak rasanya, perasaan apa ini? Andaikan bisa, aku ingin berlari menghampirinya. Tapi apakah mungkin bisa??" (dalam hati)

Bersambung ..

No comments:

Post a Comment