Tuesday 24 November 2015

Bukan Salah Jodoh Part 12

Di perjalanan, Sukma terlihat tengah menyetir mobilnya. Wajahnya merah padam, tapi tatapan matanya sendu. Menunjukkan hatinya yang sedang bergejolak, antara rasa cemburu yang membara dan rasa tidak berdaya akan keadaanya. Dia tidak mempunyai hak apapun, bahkan salah jika dia tetap mengejar Andriana

Sukma : "Huuuufhh ..ini sangatlah menggelikan, jatuh cinta pada kekasih orang. Apa kau sudah gila, Sukma??! Di mana akal sehatmu??! Haaagghhh ..menyedihkan .." (mencibir dirinya sendiri)

Di sekolah Andriana mengajar seperti biasa. Dia tak menampakkan sedikitpun kepedihan yang ia rasakan dihadapan muridnya, dia tetap tersenyum walaupun batinnya terluka. Kelaspun usai, Andriana menuju ruang guru dan smua guru- guru juga sudah berkumpul di sana. Ternyata mereka ingin membahas rencana rekreasi untuk murid- muridnya akhir pekan ini. Andriana pun bergabung dalam rapat itu. Rapat dimulai, masing- masing dewan guru mengusulkan tempat wisata yang dianggapnya baik. Dan setelah dimusyawarahkan, semua sepakat untuk pergi ke puncak. Untuk menunjukkan kebun teh dan strobbery pada anak- anak. Karna disana mereka bisa bermain sembari mempelajari cara berkebun yang baik.

Andriana : "Puncak?? Apa mungkin ini jawaban dari do'a- do'aku?? (dlm hati, terlihat bahagia)

Bu Fatma : "Andriana ..nak ..nak ..??" (memegang pundak Andriana)

Andriana : "Ooh iya bu, maaf bu."
(terkejut dan terbata)

Bu Fatma : "Sepertinya ada yang menggangu fikiranmu nak, dan wajahmu pucat sekali. Kamu sakit??

Andriana : "Ana baik- baik saja bu." (tersenyum manis)

Bu Fatma : "Kalau kamu kurang enak badan, bsok kamu tidak perlu ikut nak. Lebih baik kamu istirahat saja."

Andriana : "Tidak bu, saya harus ikut. Saya baik- baik saja, lagi pula murid- murid pasti kecewa jika bu Guru'nya yang cantik ini tidak ikut mereka tamasya. Hehehe ..(mencoba mencairkan suasanan)

Bu Fatma : "Ibu sampai lupa , baiklah bu Guru yg cantik. Bu guru boleh ikut bsok." (tertawa kecil)

Keesokan harinya di gerbang sekolah murid- murid sudah siap di dalam bus. Terlihat Andriana sedang berpamitan dengan Dimas, calon suaminya.

Dimas : "Maaf An, lagi- lagi aku tak bisa menepati janjiku karna pekerjaan. Sampai kamu harus kesana sendiri ..maaf An, aku memang .." (merasa bersalah)

Andriana : "Kak Dimas tenang saja, aku akan baik- baik saja disana. (tersenyum). Lagi pula aku juga tidak sendiri, ada Bu Fatma dan guru- guru yang lain. Jadi kak Dimas jangan khawatir. Selesaikan saja pekerjaan kakak dulu. Tapi lain kali kak Dimas tak boleh ingkar janji lagi." (tersenyum manis)

Dimas : "Iya kakak janji .."
(tersenyum dan mengangkat kelingkingnya)

Andriana : "Janji .."
(tertawa kecil dan mengaitkan kelingnya pda Dimas)
"Sekarang kakak berangkat giih, nanti telat loh."

Dimas : "Ya sudah kk berangkat dlu yaa. " (Andriana salim dengan Dimas) "Assalammu'alaikum "

Andriana : "Walaikumsalam ..hati- hati yaa kak." (tersenyum)

Dimas berlalu, datang Bu Fatma bersama Sukma.

Andriana : "Assalamu'alaikum bu, kak Ama .. (tersenyum)

Bu Fatma & Sukma : "Walaikumsalam "

Bu Fatma : "Ayo masuk nak, kita berangkat." (Menunjuk ke arah mobil)

Andriana : "Bukanya kita naik bus bu?

Bu Fatma : "Semestinya iya nak, tapi sepertinya bus itu sudah penuh. Jadi lebih baik kita naik mobil saja. Lagi pula kamu juga masih kurang enak badan kan?
(Bu Fatma hanya beralasan, sebenarnya dia khawatir pada Andriana)

Andriana : "Saya baik- baik saja bu. Lebih baik saya naik bus saja. Soalnya klau saya naik mobil, nanti anak- anak pasti mencari Pita." (melihat ke arah Sukma yang sedari tadi diam mematung)

Sukma : "Kalau tidak mau jangan dipaksa bu."
(dengan nada dingin)

Bu Fatma : "Tapi nak, Ana kurang sehat dari kmrin. Klau dia tetap naik bus yang sdh penuh itu, nanti Ana malah tidak bisa istirahat."

Sukma: "Dia kan sudah dewasa bu, pasti dia bisa memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. "

Andriana : "Iya bu, benar apa yang dikatakan kak Ama. Jadi ibu tenang saja." (senyum manis, penuh keterpaksaan) Kalau begitu saya naik dulu yaa bu, kak Ama.
(tersenyum kembali, namun senyum itu hilang seketika menjadi muram saat Andriana berbalik)

Bu Fatma : "Apa yang kamu lakukan?? Ibu meminta kamu untuk mengantar ibu hanya karna ibu khawatir dengg Andriana. Dia kurang sehat, dan asal kamu tujuan kita saat ini adalah tempat dimana dia mengalami kecelakaan 3 tahun lalu. Saat dimana dia kehilangan kakaknya, Ajeng.
(dengan nada kesal)

Sukma terdiam, ia teringat saat An. berdebat mengenai puncak dan Ajeng dengang Dimas.

Bu Fatma : "Kamu ingat saat dia hampir tertabrak mobil dan hanya diam?? Bagaimana jika itu terjadi lagi dan tidak ada orang disampingnya?!" (Nada tinggi)

Sukma tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, wajahnya pucat dan dadanya berdegup kencang. Rasa bersalah berkecamuk dalam batinya.

Sukma : "Apa yang sudah kulakukan, kenapa aku tidak menyadari hal itu. Bodoh ..bodoh ..agghhhh ..
maafkan aku ..maaf An." (dalam batin Sukma)

Bu Fatma : "Sudah, lebih baik kita berangkat ..!! Semoga tidak terjadi apa - apa dengan Andriana."
(dengan kesalnya)

No comments:

Post a Comment