Supir mobil itu membanting setir dan menabrak telfon umum. Terlihat ada seorang pria yang berguling- guling, hingga punggung orang itu membentur pohon. Semua orang panik menghampiri orang tersebut, dan mencari Andriana. Dan ternyata Andriana dan muridnya tergeletak disamping pria yang menghantam pohon tadi. Terdengar suara seorang ibu murid memanggil Andriana.
Wali Murid : "Bu Andriana ..bangung bu, bu bangung ..bu.. "
Datang dari arah berlawanan, seorang pria yang menghambur ke arah mereka. Dia adalah ayah dari murid yang tertabrak bersama Andriana, yang bernama Galih.
Ayah Galih : "Galih ..bangun nak ..Galih ..Galih ..ini ayah nak."
Datanglah Bu Fatma (Kepsek).
Bu Fatma : "Apa yangg terjadi?? Ya Allah Galih ..Andriana ..Sukma ..apa yang sedang terjadi nak??
Ayah Galih : "Sebaiknya kita bawa mereka ke Rumah Sakit."
Wali murid lain : "Iyaa , ayooo .."
Di rumah sakit terlihat bu Fatma menghampiri pria tadi. Disampingnya juga terlihat Pita yang masih tak sadarkan diri. Kemudian pria (Sukma) itu sadar.
Bu Fatma :"Alhamdulillah ..akhirnya kamu sadar nak.(tersenyum tenang)
Apa yang sebenarnya terjadi, nak?"
Sukma : "Kejadianya begitu cepat bu. (meringis kesakitan) Ketika Sukma datang untuk menjemput ibu, Sukma melihat seorang wanita mendekap anaknya di tengah jalan. Ada mobil yang melaju kencang, tapi dia hanya diam. Jadi Sukma menarik mereka. Siapa sebenarnya wanita ini ibu?"
Bu Fatma : "Dia Andriana , salah satu guru terbaik di sekolah ibu. Dan wajar saja jika dia tadi mematung dijalan nak."
Sukma : "Wajar?? Apa maksud ibu?? Seharusnya dia segera berlari bu."
Bu Fatma : "Itu semua wajar karna dia mengalami trauma, Sukma."
Sukma : "Trauma??" (makin penasaran)
Bu Fatma : "Dulu dia .."
Tiba- tida terdengar suara Andriana.
Andriana : "Jangan ..jangan ..tidaakkk .."
Bu Fatma : "Andriana ..tenang nak, tenang , kamu sudah berada di tempat yang aman. Tenang nak." (membelai lembut Andriana)
Sukma bangkit dengan sedikit sempoyongan dan berdiri disamping ibunya.
Andriana : "Bu Fatma .."(mulai sadar, dengan mata yang berkaca- kaca), maafkan saya. Semua ini tidak akan terjadi jika saya tidak ceroboh seperti tadi." (menangis)
Bu Fatma : "Tenang nak, ini semua bukanlah kesalahanmu." (memeluk Pita)
Sukma hanya diam memperhatikan ibunya dan Andriana yang hanyut dalam tangis.
Andriana : "Lalu bagaimana keadaan Galih sekarang bu? Apa dia baik- baik saja? Bagaimana bu?" (Panik)
Bu Fatma : "Tenang nak, Galih baik- baik saja. Sekarang dia sudah bersama orang tuanya."
Andriana : "Alhamdulillah .." (sesengukan dg tersenyum tenang). "Maaf anda siapa? Apakah anda yang tadi menyelamatkan saya?"
Sukma : "Saya hanya melakukan yg sewajarnya." (Tersenyum tipis)
Andriana : "Trimaksih karna anda sudah menyelamatkan saya ..Pak .." (menatap Sukma)
Andriana : "Panggil saja Sukma."
Andriana : "Sekali lagi trimaksih Pak Sukma, karna telah menyelamatkan hidup saya. Perkenalkan, saya Andriana." (Tersenyum manis)
Lalu keduanya berjabat tangan. Dan Dimas pun datang.
Dimas : "Assallammu'alaikum .. (mendekati Andriana) Apa yang terjadi, An? Apa kamu terluka? Mana yg sakit?" (Panik)
Andriana : (tersenyum)
Bu Fatma : "Tenang nak, dokter bilang Andriana hanya syock dan mengalami sedikit memar saja. Tidak ada yang serius, jadi hanya butuh istirahat yang cukup". (Tersenyum ramah)
Andriana : "Kakak tak usah khawatir, aku baik- baik saja."
Sukma : "Wanita ini terlihat sangat berbeda. Tapi siapa pria ini? Apa dia kakaknya?" (Dalam hati)
Dimas : "Bagaimana bisa kamu memintaku tak mengkhawatirkan kamu?? Kamu jadi seperti ini karna keteledoranku, maafkan aku, An." (memegang erat tangan Andriana).
Andriana : "Tidak kak ini bukan salah kak Dimas. Oo'iya kak, kenalkan ini Pak Sukma. Orang yang berkenan menyelamatkanku tadi."
Sukma : "Sukma "( Mengulurkan tangan)
Dimas : "Ammar " (menyambut tangan Gumara). Trimakasih anda sudah menyelamatkan tunangan saya." (Tersenyum ramah)
Sukma : "Tunangan??" (dalam hati)
No comments:
Post a Comment