Sukma : "Saya hanya melakukan yang seharusnya, selayaknya tugas kita untuk membantu sesama."
Dimas : "Tapi tidak smua orang memiliki keberanian seperti anda, Sukma. "
Sukma : (senyum cool)
"Kenapa terasa aneh saat tau Andriana sudah mempunyai tunangan. Perasaan apa ini? Bahkan aku baru mengenalnya. Hmmmtt .." (dalam hati)
Yang terpenting sekarang semua sudah baik- baik saja, jadi anda tidak perlu sungkan."
Andriana : "Iya kak, dari mana kakak tau ada aku di RS?"
Bu Fatna : "Tadi ibu yang menelfon nak Dimas, An. Karna jika ibu memberihatukanya kepada orang tuamu, ibu takut mereka panik dan terguncang. Jadi ibu memilih menghubungi nak Dimas saja. (Senyum)
Andriana : "Trimakasih bu, itu yang dari tadi saya fikirkan. Saya takut ibu terlampau panik, dan kembali sakit." (berkaca- kaca)
Setelah kecelakaan itu, ibu Pita mengalami depresi. Jika mendengar Pita dalam bayaha sedikit saja dia akan terguncang lagi. Dan baru setahun terakhir ibunya sembuh.
Bu Fatma : "Ya sudah nak, lebih baik kamu istirahat dulu. Semua akan baik- baik saja (mengelus pita). Karna nak Dimas sudah datang, ibu pamit dulu yaa nak?"
Andriana : "Iya bu, sepertinya Pak Sukma juga sangat letih dan butuh istirahat. Dan sekali lagi trimkasih Pak Sukma." (Senyum manis)
Sukma : "Sama- sma Pita. Kami pamit dulu."
Bu Fatma & Sukma : "Assalammu'alaikum .."
Dimas & Andriana : "Walaikumsalam "
Bu Fatma dan Sukma pun berlalu.
Dimas : "An, lain kali jika kakak tidak bisa menjemputmu, tolong kamu mau dijemput supir kakak. Karna aku tidak mau hal ini terjadi lagi. Aku malu jika bertemu Ajeng nanti, jika kamu seperti ini. Karna aku tidak mampu menjaga adik kesayanganya."
Andriana : "Siap komandan .."
(posisi tangan di kening (hormat), tersenyum jahil)
Dimas : "Kamu ini ..selalu saja .." (mencubit hidung Andriana, gemas)
Dan mereka kembali dalam gelak tawa.
Hari berganti petang, Andriana sudah merasa baikan dan iya ingin pulang. Dimas pun menuruti keinginanya.
Ke esokan harinya Andriana sudah bersiap lagi untuk mengajar. Dimas juga sudah datang untuk menjemputnya seperti biasa. Pita pun kembali mengajar sebagaimana mestinya. Hingga jam pelajaran selesai.
Ketika pita di ruang guru Pita bertemu dengan Bu Fatma.
Bu Fatma : "Pita kenapa kamu belum pulang? Apa nak Dimas blum menjemputmu?"
Andriana : "Belum bu, mungkin kak Dimas masih di perjalanan. (Senyum) Iya bu, bagaimana kondisi Pak Sukma?"
Bu Ratih : "Alhamdulillah dia sudah membaik. Sekarang saja dia sudah di depan menjemput ibu nak." (Senyum)
Andriana : "Alhamdulillah kalau begitu, bu." (senyum tenang)
Terdengar suara Hp Pita berdering. Dan ternyata itu dari Dimas. Dia menghubngi Pita karna dia tidak bisa menjemputnya lagi, dan sudah menyuruh supir pribadinya untuk menjemput Pita. Pita pun menurutinya.
Bu Fatma : "Dari nak Dimas, yaa nak? Apa dia tidak bisa menjemputmu?"
Andriana : "Iya bu, ada urusan kantor yang tidak bisa dia tinggal. Tapi dia sudah mengirimkan supirnya untuk menjemput saya, bu." (senyum manis)
Bu Fatma : "Bagaimana kalau kamu bareng ibu saja? Kan rumah kita searah. Dari pada kamu menunggu lama?"
Andriana : "Apa tidak merepotkan ibu?"
Bu Fatma : "Tentu saja tidak nak. Ayoo."
Andriana : "Baik bu, tapi sebentar saya sms kak Dimas dulu."
Mereka pun berjalan keluar, dan benar saja ternyata Sukma memang sudah mennggu di depan gerbang sekolah.
Bu Fatma : "Ayoo nak .."
Sukma : "Mari bu, tapi kita mampir ke toko buku sebentar ya bu. Ada buku penting yang harusku beli. (Baru tersadar ada Andriana) "Loh ..kamu sudah sembuh, An?"
Andriana : "Alhamdulillah sudah, Pak
Sukma. Bapak sepertinya juga sudah sehat." (Senyum manis)
Sukma : "Bapak lagi ..bapak lagi, memang saya terlihat sangat tua yaa??" (sedikit merajuk)
Andriana :" Bukan begtu Pak, saya hanya tidak enak jika memanggil bapak hanya dengan nama. Kurang sopan rasanya." (wajah malu, sungkan)
Sukma : "Tapi jangan Bapak lah An, saya kan belum terlalu tua. Apa panggilan lain tidak ada?" (Cemberut)
Andriana : "Hmmmmtt ..bagaimana klau kak Ama??" (senyum manis)
Sukma : "Kak Amar ..?? Hmmmtt ..itu lebih baik ..(senyum manis)
No comments:
Post a Comment