Saturday 3 October 2015

Cerbung The Sun Rise Of Java Part 25

Sam dan Ochie masih larut dalam keharuan, mata dua insan itu masih terus berpandangan dengan penuh kemesraan layaknya insan yang sedang di mabuk cinta. Hari berlalu cepat hingga tak terasa satu bulan berlalu, kini Ochie sudah menjadi mahasiswi di sebuah Akademi Kebidanan. Sedang Vicky memilih untuk kuliah di Surabaya, Cici menyusul Chika ke Jogja, dan Nana memilih untuk tetap kuliah di Banyuwangi pula seperti Ochie dengan mengambil jurusan PGSD. Dan mereka pun melanjutkan pendidikan masing- masing dengan antusiasme yg cukup tinggi.

Singkat cerita,

Tiga tahun berlalu dengan begitu cepat, kini Ochie sudah lulus dengan menyandang gelar D3 kebidanan. Lalu dia melanjutkan kuliahnya lagi untuk mendapatkan gelar sarjana. Dan kini dia juga bekerja sebagai asisten bidan, di sebuah klinik ternama milik Bu Aryanti. Beliau adalah seorang bidan handal, yang terkenal dengan kesabaran dan keramahanya dalam menangani setiap pasienya.

Sedangkan disisi lain Sam semakin disibukkan dengan pemotretan dimana- mana, karna studio fotonya sudah memiliki 2 cabang dan hasilnya cukup menjanjikan. Karna itulah ia berencana untuk segera melamar Ochie, gadis pujaan hatinya. Dia sudah menyiapkan cincin permata sebagai bukti cintanya, dan dia pula sudah mendapat restu orang tuanya. Dan seminggu kemudian Sam datang ke rumah Ochie untuk menyampaikan niat baiknya. Sam dan keluarga di sambut dengan baik oleh kedua orang tua Ochie tanpa mengetahui maksud kedatangan mereka berkunjung kerumah ke rumah itu.

Setelah berbincang- bincang cukup lama, Pak Adji (ayah Sam) menyampaikan maksud kedatangan beliau untuk melamar Ochie sebagai pendamping hidup putranya. Beliau begitu yakin bahwa Pak Hardi (ayah Ochie) akan menerima lamaranya. Namun, takdir berkata lain. Pa Hardi belum bisa menerima lamaran itu, beliau masih menginginkan agar Ochie melanjutkan S1'nya dan meminta Sam sekeluarga agar sabar menunggu 2 tahun lagi. Karna Pak Hardi takut jika pertungan mereka akan mengganggu konsentrasi Ochie.

Sam nampak begitu kecewa, dan terlintas dibenaknya bahwa itu adalah sebuah penolakan secara halus. Namun kedua orang tuanya berusaha berbesarkan hatinya untuk menerima keputusan keluarga Ochie, dan sabar menunggu hingga Ochie merampungkan S1'nya nanti. Dan kedua orang tua Ochie juga tak henti meminta maaf dan meminta pengertian Sam sekeluarga.
Merekapun pulang dengan menyimpan kekecewaan dalam dada, namun mereka tetap berusaha untuk tersenyum.

Sedang di kamar Ochie menangis menyesali keputusan kedua orang tuanya, batinya meronta. Dia sangat takut Sam akan meninggalkanya karna penolakan yg baru di terimanya. Namun dia juga menyadari posisinya sebagai anak, dia harus mengikuti semua keputusan kedua orang tuanya meskipun dengan berat hati.

Tiga hari kemudian Sam mengajaknya bertemu di danau (Jawatan), tempat favorit mereka. Ochie sangat bahagia, dalam hatinya meyakini bahwa Sam sudah mau menerima keputusan kedua orang tuanya dan mau sabar menunggu. Ochie pun berdandan secantik mungkin dan segera berlalu menuju danau (Jawatan), dan sesampainya di sana dia disambut dengan senyuman manis dari kekasihnya. Namun sorot mata Sam menampakkan sesuatu yg berbeda, dan ternyata benar Sam mengajak Ochie bertemu disana hanya untuk berpamitan.

Sam : "Maaf sayang, aku harus pergi. Karna itulah jalan yg terbaik untuk kita, memang berat tapi dengan begini kita akan terhindar dari fitnah. Bagaimana tanggapan orang jika nanti kita trus bersama tanpa adanya sbuah ikatan yg resmi?? Pasti mereka akan berfikiran yg macam- macam."(Mencoba menjelaskan pada Ochie)

Ochie : "Tapi kak, apa tidak ada cara lain?? Lagi pula kita juga sudah lama bersama tanpa adanya ikatan, toh orang- orang juga sudah tahu mengenai hubungan kita."(Dengan mata yg mulai berkaca- kaca)

Sam : "Itu dulu sayang, saat kamu masih belia. Dan mereka mengira kita hanya mersakan cinta monyet saja, lain halnya saat ini. Saat kita sudah sama- sama dewasa. Orang pasti sudah mulai bertanya- tanya mengenai hubungan kita.

Ochie : "Lalu kenapa?? Apa tidak bisa kita abaikan saja?? Mengapa kita harus berpisah?? Apa kakak fikir dg kepergian kakak tidak akan menimbulkan fitnah?? Orang juga pasti bertnya- tanya mengenai hubungan kita, dan bisa saja terhembus kabar jika kita memang sudah putus. Apa itu yg kakak inginkan?? Atau mungkin kakak memang sengaja .. ," belum sempat dia menyelesaikan ucapanya Sam sudah terlebih dulu memeluknya.

Cukup lama mereka berpelukan tanpa sepatah katapun yg terucap dari bibir mereka. Namun justru air mata yg tak lagi mampu terbendung dari mata Ochie, dan mata Sam pun memerah menahan air matanya. Hingga Sam kembali meyakinkan Ochie, namun tetap memeluknya.

Sam : "Yakinlah padaku, aku sangat mencintaimu. Dan hatiku juga sangat hancur jika harus berpisah lagi denganmu, namun inilah jalan yg terbaik. Inilah caraku untuk menjaga kehormatanmu, jadi percayalah padaku. Aku hanya pergi untuk mengisi penantianku, menunggu hari dimana aku bisa meminangmu, dan menjadikanmu pendamping hidupku. Jadi segera selesaikan pendidikanmu, sayang." (Dengan mata yg semakin memerah dan mengecup rambut Ochie)

Ochie : (tak mampu menjawab, dengan air mata yg terus berlinang dan semakin menguatkan pelukanya pada Sam, seakan menunjukan semua isi hatinya bahwa ia tak mau kehilangan Sam tp dia juga tidak bisa mencegah lagi kepergianya)

Singkat cerita,

Setelah perpisahan yg memilukan itu, Sam pun berangkat ke Kalimantan. Dia menerima tawaran Pak Jayadi (teman ayahnya) untuk menjadi manager di perusahaan pengolahan kelapa sawit miliknya. Dan Sam mempercayakan studio fotonya pada Rizal (karyawan dan juga sepupu Sam) selama dia pergi dengan pengawasan ayahnya (pak Adji).

NB : Kedua keluarga Ochie dan juga Sam sepakat untuk menikahkan keduanya setelah Ochie menyelesaikan kuliahnya, dan menunggu Sam pulang.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga tak terasa 2 tahun sudah berlalu dan sekarang Ochie sudah mendapat gelar sarjana, dan dia sudah tak sabar menunggu ke pulangan kekasihnya yg masih harus menyelesaikan kontrak kerjanya 1 bulan lagi. Dan hal itu pun juga dirasakan Sam yg kini sudah menjadi lelaki yg sudah sangatlah mapan, dia ingin segera pulang dan meminang kekasihnya itu. Dia bahkan sudah mengatakan pada Pak Jayadi bahwa dia tidak akan memperpanjang kontraknya lagi, Pak Jayadi menerima keputusan Sam. Namun ternyata itu hanya diluarnya saja, batinya berkata lain. Dia tidak mau melepaskan Sam begitu saja, karna sejak kehadiran Sam disana perusahaanya berkembang secara pesat dan memiliki keuntungan yg berlipat.

Pak Jayadi memiliki niat jahat, saat Sam berpamitan untuk pulang dia memakai cara liciknya dengan berpura- pura sakit dan meminta Sam untuk menjaga dan menikahi Baiq anak semata wayangnya. Dan memang Baiq sudah lama memiliki perasaan khusus pada Sam, namun dia malu mengungkapkanya karna dia adalah gadis yg lugu. Tak hanya itu dia juga gadis yg cantik nan bersahaja sikapnya, yg lain dengan pribadi Bapaknya.

Sam menolak permintaan pak Jayadi secara halus, dan mengatakan dia sudah mempunyai calon istri namun pak Jayadi trus memaksa dan beliau juga sudah menyiapkan segala persiapan akad nikah mereka tanpa sepengetahuan Baiq dan juga Sam. Baiq menerima keputusan ayahnya, walau dia juga kecewa mendengar pernyataan Sam. Dan akhirnya Sam mengiyakanya, tp dia hanya berpura- pura.

Karna ternyata Sam sudah mengetahui rencana keji pak Jayadi, dan sebelum dia pamit dia sudah menata rapi smuanya. Smua uang direkeningnya di transfer ke rekening bu Merry dengan alasan untuk persiapan pernikahanya nanti, dan tiketnya pun sudah di masukan ke dalam dompetnya. Dia menceritakan smuanya pada Baiq, karna dia tau klau Baiq adalah gadis yg baik hatinya. Jadi dia tidak mau meninggalkanya begitu saja, dan membiarkan gadis itu kecewa. Memanglah benar jika baiq gadis yg baik hatinya, dia tidak marah mendengar pengakuan Sam mengenai Bapaknya karna dia sudah tau benar seperti apa tabiat bapaknya. Malah dia membantu Sam untuk melarikan diri, Sam masuk ke dalam truk pengangkut kelapa sawit, sedang Baiq mengecoh pengawal yg ada dirumahnya. Sam pun berhasil dan kini dia sedang berada di sebuah kapal laut, hanya dengan menggunakan pakaian yg melekat di tubuhnya serta Hp dan juga dompetnya.

Sedang di sisi lain Ochie sedang asyik curhat dengan Bu Aryanti, meceritakan Sam yg akan segera pulang.

Bu Ary : "Hmmmtt ..sepertinya ada yg sedang berbunga- bunga,"melirik ke arah Ochie dengan senyum menggoda.

Ochie : "hehehhe ..iyaa nie bu, kak Sam sebentar lagi pulang." Dengan senyum manisnya.

Bu Ary : "Pantas saja dari tadi pagi km senyum- senyum saja, ternyata abangnya mau pulang toh .. ,"dengan melirik Ochie.

Ochie : "iyaa .. ,"dengan senyum manisnya.

Bu Ary : "Wah ..musti nyiapin kado buat kondangan nieehh ..hmmmtt ..buat calon pengantin baru dikasih rangtang cocok kalie yaaa?? Hehehhe ..

Ochie : "Boleh ..tapi jangan tutupnya saja loh bu ..heheheh"

Mereka pun tertawa bersama seperti kakak dan adik, bukan lagi seperti senior dan junior. Dan disisi lain Sam sedang asyik memandangi foto gadis dalam handphonenya.

Sam : "Tunggu sayang, aku akan segera pulang dan melamarmu. Tunggu aku matahariku, "tersenyum dengan terus memandangi wajah gadisnya.

Tiba- tiba terdengar suara jeritan, muncul asap dan seisi kapal berbamburan kesanan kemari. Smua orang kebingungan menyelamatkan dirinya masing- masing, sedang Sam berhasil mendapatkan pelampung. Namun saat ia ingin memakainya, dia melihat seorang kakek- kakek yg gemetaran dan ketakutan. Sam tak tega menyaksiakn hal itu, lalu di pakaikanya pelampung tadi pada kakek itu. Dan terdengar suara ledakan, Sam dan kakek itu mental dan jatuh ke dalam laut. Hal yg sama juga terjadi pada awak kapal lainya, namun naas, Sam jatuh ke dasar laut dan menghantam trumbu karang.

Dan disaat yg sama tiba- tiba Ochie merasakan firasat yg tidak enak, kalung matahari pemberian Sam terputus.

Bu Ary : "Lohh ..kalung km .. kenapa tiba- tiba putus Chie??"seraya menunjuk kalung Ochie yg putus.

Ochie : "Ya Allah ..apa yang terjadi?? Firasat apa ini?" Wajah Ochie memucat dan jantungnya berdegup hebat.

Bersambung ..

No comments:

Post a Comment